Rabu, 20 Juli 2011

I Love My Mother

Ini adalah mengenai Nilai kasih ibu dari seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur.Kemudian dia mengulurkan sekeping kertas yang betulis sesuatu , si ibu segera membersihkan tangan lalu menerima kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya .

Ongkos upah membantu ibu :
1.Membantu pergi ke warung : Rp.20.000
2.Menjaga adik : Rp.20.000
3.Membuang sampah : Rp.5.000
4.Membereskan tempat tidur : Rp.10.000
5.Menyiram bunga : Rp.15.000
6.Menyapu halaman : Rp.15.000
Jumlah : Rp.85.000

Selesai membaca si ibu tersenyum memandang raut mukanya berbinar - binar . Si Ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama .

1.Ongkos mengandungmu selama 9 bulan - GRATIS
2.Ongkos berjaga malam karena menjagamu - GRATIS
3.Ongkos air mata yang menetes karenamu - GRATIS
4.Ongkos khawatir karena memikirkan keadaanmu - GRATIS
5.Ongkos menyediakan makan/minum,pakaian,dan keperluanmu - GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca . Si Anak menatap wajah ibunya. Memeluknya dan berkata,"Saya Sayang Ibu". Kemudian si anak mengambil pena dan menuliskan sesuatu didepan surat yang telah di tulisnya : Telah dibayar.

Diriwayatkan seorang telah bertemu Rasulullah SAW dan bertanya,"Wahai Rasulullah , siapakah yang paling berhak mendapatkan layanan istimewa dariku? Rasulullah memjawab,"Ibumu".
Kemudian??? , Rasulullah menjawab ,"Ibumu". Kemudian , Rasulullah menjawab , "Ibumu".
Kemudian Rasulullah menjawab , "Baru kemudian ayahmu dan setelah itu saudara - saudara terdekatmu ".

Nilai Sebuah Kejujuran


“Anak – anak… Bagi yang akan ikut karyawisata, masih ada tiga hari lagi untuk mendaftar.”jelas Pak Guru. Tiba – tiba Imam merasa pusing mendengar pemberitahuan itu. Ia jadi ingat keluarganya di rumah. Ayah Imam menganggur karena di-PHK,adiknya,Sarah sedang sakit. Juga Ibu Imam,yang sebentar lagi melahirkan."Ya Allah.. tolonglah hamba-Mu ini Ya Allah. Aku ingin ikut,tapi darimana biaya untuk karyawisata tersebut. Juga kebutuhan keluargaku, Ya Allah..”. Pak Guru yang melihat kejadian tersebut bertanya kepada Imam,”Ada masalah, Mam?” “Ti..tid..tidak, Pak,” jawab Imam.”Ya sudah kalau begitu,” kata Pak Guru sambil melihat arlojinya.”Anak – anak boleh pulang karena sudah jam satu lebih sepuluh menit.”. Anak – anak berhamburan keluar kelas. Tampak Imam pulang dengan wajah lesu,”Uhhh…”keluhnya. Ketika di jalan persimpangan dekat rumahnya,tiba – tiba secara tak sengaja, Imam tersandung sesuatu yang dia kira sebuah batu. “Ihh… dasar nih batu!”kata Imam sedikit kesal. Tapi ketika dilihatnya, tergeletak sebuah dompet berkulit hitam. ”Hah!Dompet?!” katanya dalam hati,”Ambil…jangan…ambil…jangan..” “Ahh..kuambil saja..”tekad Imam. Ia celingak celinguk kanan kiri agar tidak ada orang yang melihat. “Aman..aman..”. Dengan segera, Imam pulang kerumahnya.Setiba di rumah, “Keadaan Sarah bagaimana, Bu?”tanya Imam. “Belum ada perubahan, Nak.”jawab Ibunya. Mendengar jawaban tersebut,Imam lemas seketika, “Sudahlah,tak usah kau memikirkan hal tersebut. Lebih baik gantilah bajumu dan makanlah,”perintah Ibunya. Segera Imam masuk ke kamarnya dan mengganti pakaiannya. Tiba-tiba, Imam teringat oleh dompet yang di temukannya. Diambilnya tas sekolahnya dan di ambil dompet dari dalam tasnya. Ketika di buka…”Masya Allah!! Dompet Ini terisi banyak uang. Kira-kira berapa ya? Pasti bisa membayar keperluan keluargaku. Dan juga karyawisata yang ingin aku ikuti. Ahh… betapa untungnya aku ini.”kata Imam dengan mimik muka gembira. Namun ia ingat, bahwa barang siapa yang menggunakan barang orang lain yang bukan miliknya,hukumnya haram,”Astagfirullah..kenapa aku ini. Mengapa aku malah memikirkan diri sendiri. Sedangkan orang yang memiliki dompet ini pasti sedang mencari kemana-mana. Aku harus mengembalikannya walau pun sebenarnya aku sangat membutuhkan uang ini.”batinnya. Dimasukannya dompet itu ke dalam kantung celananya. Kemudian ia keluar kamar untuk makan karena perutnya pun sudah lapar. Setelah makan, Imam meminta izin kepada Ibunya untuk bermain keluar,”Hati-hati ya, Nak. Jangan main jauh-jauh.” “Pamit dulu, Buu..Assalamualaikum…”kata Imam,”Wa’aliakum salam..”. Ketika Imam sudah sampai tujuannya,segera Imam mengetuk pintu rumah tersebut.”Assalamualikum..”salam Imam. Terbukalah pintu tersebut dan keluarlah seorang laki-laki dewasa dan menjawab salamnya,”Wa’alaikumsalam..cari siapa,Nak?”tanya laki-laki tersebut. “Saya mencari Ir. Rifaldi. Ada, Om?”kata Imam,”o,kebetulan saya sendiri. Silakan masuk, Nak. Mari..”ajak laki-laki tersebut yang dipanggil Om Rifaldi.”Ada perlu apa ya, Nak?Dan tau darimana nama saya juga alamat rumah saya?”tanya Om Rifaldi,”Ini,”kata Imam sambil menyodorkan dompet yang ia temukan,”Saya menemukan dompet ini terjatuh di dekat persimpangan rumah saya,Om.”lanjut Imam tanpa basa-basi. Setelah melihat dompet tersebut, Om Rifaldi marah besar,”Jadi kamu pencuri yang saya cari slama ini?!! Kecil-kecil sudah berani mencuri,dasar berandalan kecil?!!! Saya laporkan kepolisi baru tau kamu?!!”kata Om Rifaldi. Imam pun juga marah,karena ia telah dituduh yang tidak-tidak,
”Om, saya memang orang miskin!!! Tapi saya masih punya harga diri!!!! Sudah di kembalikan malah nuduh-nuduh!! Lebih baik saya pulang daripada bikin ribet masalahnya di sini!!”kata Imam sambil berjalan pergi.”Tunggu! Kasih tau namamu,alamatmu,sekolahmu,dan kelas berapa. Jika ternyata uangku berkurang, kamu akan saya tuntut!”kata Om Rifaldi sambil mencegat Imam.”Nama saya Imam Hanafi. Rumah saya di Kiaraputih. Saya sekolah di Cempaka Putih 3. Kelas 6. Permisi!”kata Imam. Om Rifaldi menatap Imam pergi sambil memendam rasa sesal karena telah menuduh anak yang tak bersalah. Esok harinya ketika Imam pulang sekolah,terlihat di depan rumahnya tergeletak mobil mahal berwarna merah dan sepasang sepatu berwarna coklat,”Eh?Ada tamu ya?”katanya dalam hati. Ketika Imam masuk rumah,terlihat Ayahnya sedang berbincang-bincang dengan seorang laki-laki yang pernah ditemuinya. Tak salah lagi, Om Rifaldi.”Eh,Mam. Baru pulang nih?”tanya Om Rifaldi.”I…iy..iya Om. Ma..u ngapain Om ke..sin..sini..?Ma..u.. menun..nun..tut..ya..?”tanya Imam dengan takut-takut.”Nak,Om Rifaldi tidak ingin menuntutmu. Beliau ingin membalas kebaikanmu. Dan juga,berterimakasihlah kepada Om Rifaldi karena telah membawa adikmu ke dokter dan memberi Ayahmu pekerjaan.”kata Ibunya.”Terima kasih, Om. Tlah membantu keluarga saya.” “Sama-sama,Mam. Om kesini juga ingin minta maaf karena tlah menuduhmu yang tidak-tidak. Om bangga kepadamu,kamu jujur dan berhati mulia,”kata Om Rifaldi.”Sebagai balasannya, biaya karyawisatamu dan keperluanmu, Om yang bayar.”lanjut Om Rifaldi.”Terimakasih, Om. Makasih banyak.”kata Imam.”Satu lagi,mau tidak kamu tinggal di rumah Om?Juga keluarga semua? Karena Om kesepian tinggal sendiri di rumah Om. Mau ya?”pinta Om Rifaldi.”Mau, Om!Mau banget! Makasih Om!! Alhamdulillah..Ya Allah..terimakasih karena Kau tlah limpahkan begitu banyak rezeki kepada keluargaku..Ya Allah..Amin..”.

THE END.......